Tujuan dan Materi Pendidikan
Disusun untuk
memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Kajian
Islam Profesi
Dosen Pengampu: Arief Hidayat, M.Ag

Disusun oleh:
·
Carsini
(110641395)
·
Silvi
Indah Permatasari (110641373)
·
Siti
Amaliyah Utami (110641396)
Kelas : A.10
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2014
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
agama merupakan bagian penting dalam pendidikan untuk membentuk insan kamil.
Agama islam sebagai bagian dari sejumlah agama didunia, merupakan agama yang
mempunyai pandangan hidup bahwa dunia adalah sesuatu yang fana dan permaianan
belaka. Manusia beragama akan lebih mementingkan kehidupan akhirat sehingga ia
akan menjadikan dunia ini sebagai lapangan kebajikan untuk memperoleh kehidupan
yang sempurna di akhirat kelak.
Salah satu
jalan untuk mencapai kehidupan kamil ini adalah dengan adanya pendidikan agama,
lebih khusus yakni pendidikan agama islam sebagai agama yang dipeluk oleh
sebagian besar penduduk Indonesia. Namun demikian realitanyamenunjukkan adanya
kegagalan pendidikan agama islam di lingkungan kita.
Pendidikan
agama islam sebagai bagian dari pendidikan agama islam merupakan salah satu
bagian dalam mencapai tujuan pendidikan untuk menjadikan manusia yang kamil.
Pendidikan sebagai transfer of knowledge merupakan mata tombak utama
dalam menyampaikan ajaran-ajaran yang tertuang dalam al-Qur’an dan al-Hadits
sebagai sumber utama ajaran agama islam. Dimana dengan adanya pendidikan ini
maka ajaran-ajaran agama dapat diwariskan kepada generasi berikutnya dan
benar-benar terinternalisasi dalam diri generasi mendatang. Dan dengan berbagai
variasi materi-materi pendidikan maka tujuan pendidikan agama islam akan
tercapai dengan mudah. Seperti yang akan kami bahas yaitu mengenai tujuan dan
materi pendidkan agama islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu :
1. Bagaimana
pengertian pendidikan agama islam?
2. Bagaimana
tujuan pendidikan agama islam?
3. Bagaimana
materi pendidikan agama islam?
4. Bagaimana
pentingnya pendidikan agama bagi kehidupan?
C. Tujuan
1. Dapat
mengetahui pengertian pendidikan agama islam?
2. Dapat
mengetahui tujuan pendidikan agama islam?
3. Dapat
mengetahui materi pendidikan agama islam?
4. Dapat
mengetahui pentingnya pendidikan agama bagi kehidupan?
Bab II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendidikan Agama Islam
Pengertian pendidikan itu bermacam-macam, hal ini disebabkan
karena perbedaan falsafah hidup yang dianut dan sudut pandang yang memberikan
rumusan tentang pendidikan itu. Menurut Sahertian (2000 : 1) mengatakan bahwa
pendidikan adalah "usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan."
Sedangkan Ihsan mengatakan bahwa pendidikan merupakan usaha
manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat
dan kebudayaan. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai
suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup
bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat
pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya
(Ihsan, 1996 : 1). Sedangkan Pendidikan Agama Islam berarti "usaha-usaha secara
sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai
dengan ajaran Islam". (Zuhairani, 1983 : 27).[1]
Syariat islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau
hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan nabi
sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan dari satu segi kita
lihat bahwa pendidikan islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap
mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri
maupun orang lain. Dari segi lainnya, pendidikan islam tidak bersifat teoritis
saja, tetapi juga praktis. Ajaran islam tidak memisahkan antara iman dan amal
shaleh. Oleh karena itu, pendidikan islam adalah sekaligus pendidikan iman dan
pendidikan amal dan juga karena ajaran islam berisi tentang ajaran sikap dan
tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama,
maka pendidikan islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat.
Semula yang bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para
ulama, dan cerdik pandailah sebagai penerus tugas, dan kewajiban mereka
(Drajat, 1992 : 25-28).
Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk
mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt
kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa pamrih apapun kecuali untuk
semata-mata beribadah kepada Allah (Bawani, 1993 : 65).
Ahli lain juga menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah
sebagai proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang
beriman dan bertakwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya
di dunia dengan selalu memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri,
masyarakat dan alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa
(termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya) (Ali, 1995 : 139)
Para ahli pendidikan islam telah mencoba memformutasi
pengertian pendidikan Islam, di antara batasan yang sangat variatif tersebut
adalah :
- Al-Syaibany mengemukakan bahwa pendidikan agama islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai sesuatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
- Muhammad fadhil al-Jamaly mendefenisikan pendidikan Islam sebagai upaya pengembangan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurnah, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun perbuatanya.
- Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil)
- Ahmad Tafsir mendefenisikan pendidikan islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Tafsir, 2005 : 45)
Dari batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) agar
dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologis atau gaya pandang umat
islam selama hidup di dunia.
Adapun pengertian lain pendidikan
agama islam secara alamiah adalah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam
kandungan sampai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula
kejadian alam semesta ini diciptakan Tuhan melalui proses setingkat demi
setingkat, pola perkembangan manusia dan kejadian alam semesta yang berproses
demikian adalah berlangsung di atas hukum alam yang ditetapkan oleh Allah
sebagai “sunnatullah”. Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan
pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmani juga harus berlangsung
secara bertahap oleh karena suatu kematangan yang bertitik akhir pada
optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan dapat tercapai bilamana berlangsung
melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan atau
pertumbuhannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
agama Islam adalah usaha sadar atau kegiatan yang disengaja dilakukan untuk
membimbing sekaligus mengarahkan anak didik menuju terbentuknya pribadi yang
utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika islam dengan tetap memelihara
hubungan baik terhadap Allah Swt (HablumminAllah) sesama manusia
(hablumminannas), dirinya sendiri dan alam sekitarnya.[2]
B.
Tujuan
Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting,
karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula
halnya dengan Pendidikan Agama Islam, yang tercakup mata pelajaran
akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak
mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.
Tujuan pendidikan secara formal diartikan sebagai rumusan
kualifikasi, pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh anak
didik setelah selesai suatu pelajaran di sekolah, karena tujuan berfungsi mengarahkan,
mengontrol dan memudahkan evaluasi suatu aktivitas sebab tujuan pendidikan itu
adalah identik dengan tujuan hidup manusia.[3]
Tujuan Pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan agama
Islam, karena tujuan agama adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat dan
dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk menumbuhkan pola
kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang dilakukan. Dengan
demikian tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu harapan yang diinginkan
oleh pendidik Islam itu sendiri.
Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam
mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut :
Tujuan
Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama berarti manusia yang
mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga
tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka
mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui
pengajaran agama yang intensif dan efektif.[4]
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
Pendidikan Agama Islam adalah sebagai usaha untuk mengarahkan dan membimbing
manusia, dalam hal ini peserta didik agar mereka mampu menjadi manusia atau
mengembalikan manusia kepada fitrahnya yaitu kepada Rubbubiyah Allah sehingga
mewujudkan manusia yang :
1. Berjiwa
Tauhid
Tujuan pendidikan Islam yang pertama ini harus ditanamkan
pada peserta didik,sesuai dengan firman Allah:
øÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏèt ¢Óo_ç6»t w õ8Îô³è@ «!$$Î/ ( cÎ) x8÷Åe³9$# íOù=Ýàs9
ÒOÏàtã ÇÊÌÈ
"Dan
ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran
kepadanya,Hai Anakku janganlah kamu mempersekutukan ALLAH,sesungguhnya
mempersekutukan Allah itu adalah benar-benar kezhaliman yang besar. (QS.Luqman :13)
Manusia yang mengenyam pedidikan seperti ini sangat yakin
bahwa ilmu yang ia miliki adalah bersumber dari Allah, dengan demikian ia tetap
rendah hati dan semakin yakin akan bebesaran Allah.
2. Takwa
Kepada Allah SWT
Mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah merupakan
tujuan pendidikan Islam, sebab walaupun ia genius dan gelar akademiknya sangat
banyak,tapi kalau tidak bertaqwa kepada Allah maka ia dianggap belum/tidak
berhasil. Hanya dengan ketaqwaan kepada Allah saja akan terpenuhi keseimbangan
dan kesempurnaan dalam hidup ini. Allah berfirman:
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.s 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© @ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ×Î7yz ÇÊÌÈ
"Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang paling Taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal" (QS.Al-Hujurat
: 13)
3. Rajin
Beribadah dan Beramal Saleh
Tujuan pendidikan islam juga adalah agar pesdik lebih rajin
dalam beribadah dan beramal saleh, apapun aktivitas dalam hidup ini haruslah
didasarkan untuk beribadah kepada Allah, karena itulah tujuan Allah menciptakan
manusia di muka bumi ini. Firman Allah :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
"Dan
aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya beribadah kepadaKU” (QS.Adz-Dzariyaat : 56)
Termasuk dalam pengertian beribadah tersebut adalah beramal
shalih(berbuat baik)kepada sesama manusia dan semua mahkluk yang ada dialam
ini,karena dengan demikian akan terwujud keharmonisan dan kesempurnaan hidup.
4. Ulil Albab
Tujuan pendidikan Islam berikutnya adalah mewujudkan Ulil
albab yaitu orang-orang yang dapat memikirkan dan meneliti keagungan Allah
melalui ayat-ayat qauliyah yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur'an dan
Ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kekuasaan Allah) yang terdapat di alam semesta,
mereka ilmuan dan intelektual, tetapi mereka juga rajin berzikir dan beribadah
kepada Allah SWT. Firman Allah:
cÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@ø©9$# Í$pk¨]9$#ur ;M»tUy Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ tûïÏ%©!$# tbrãä.õt ©!$# $VJ»uÏ% #Yqãèè%ur 4n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbrã¤6xÿtGtur Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $uZ/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß $oYÉ)sù z>#xtã Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS.Ali Imran :190-191)
5. Berakhlakul
Karimah
Pendidikan dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mencetak
manusia yang memiliki kecerdasan saja, tapi juga berusaha mencetak manusia yang
berahklak mulia. Ia tidak akan menepuk dada atau bersifat arogan (congkak)
dengan ilmu yang dimilikinya, sebab ia sangat menyadari bahwa ia tidak pantas
bagi dirinya untuk sombong bila dibandingkan ilmu yang dimiliki Allah, malah
ilmu yang ia miliki pun serta yang membuat ia sampai pandai adalah berasal dari
Allah. Apabila Allah berkehendak Dia bisa mengambil ilmu dan kecerdasan yang
dimiliki mahkluknya (termasuk Manusia) dalam waktu seketika. Allah mengajarkan
manusia untuk bersifat rendah hati dan berakhlak mulia. Allah berfirman:
wur öÏiè|Áè? £s{ Ĩ$¨Z=Ï9 wur Ä·ôJs? Îû ÇÚöF{$# $·mttB ( ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä ¨@ä. 5A$tFøèC 9qãsù ÇÊÑÈ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS.Luqman :18)
Tujuan Pendidikan Agama itu menjadi dua bagian dengan uraian
sebagai berikut :
a. Tujuan
Umum
Tujuan
umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai kwalitas yang disebutkan oleh
al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi
tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang
tercantum dalam Undang-Undang dasar No. 20 Tahun2003
Dari tujuan umum pendidikan di atas berarti Pendidikan Agama
bertugas untuk membimbing dan mengarahkan anak didik supaya menjadi muslim yang
beriman teguh sebagai refleksi dari keimanan yang telah dibina oleh penanaman
pengetahuan agama yang harus dicerminkan dengan akhlak yang mulia sebagai
sasaran akhir dari Pendidikan Agama itu.
Menurut Abdul Fattah Jalal tujuan umum pendidikan
Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hambah Allah, ia mengatakan bahwa
tujuan ini akan mewujudkan tujuan-tujuan khusus. Dengan mengutip surat
at-Takwir ayat 27. Jalal menyatakan bahwa tujuan itu adalah untuk semua
manusia. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia
menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allah atau dengan kata lain beribadah
kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah.
Tujuan hidup manusia itu menurut Allah adalah beribadah kepada Allah, ini
diketahui dari surat al-Dzariyat ayat 56 yang berbunyi :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya
: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah
kepada-Ku” (Q.S al-Dzariyat, 56)
b. Tujuan
Khusus
Tujuan khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang
pendidikan yang dilaluinya, sehingga setiap tujuan Pendidikan Agama pada setiap
jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-beda, seperti tujuan Pendidikan
Agama di sekolah dasar berbeda dengan tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA dan
berbeda pula dengan tujuan Pendidikan Agama di perguruan tinggi.
Tujuan khusus pendidikan adalah untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut serta meningkatkan tata cara
membaca al-Qur’an dan tajwid sampai kepada tata cara menerapkan hukum bacaan
mad dan wakaf. Membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan
menjawukan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan
namimah serta memahami dan meneladani tata cara mandi wajib dan shalat-shalat
wajib maupun shalat sunat (Riyanto, 2006 : 160).[5]
Sedangkan tujuan lain untuk menjadikan anak didik agar
menjadi pemeluk agama yang aktif dan menjadi masyarakat atau warga negara yang
baik dimana keduanya itu terpadu untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan
merupakan suatu hakekat, sehingga setiap pemeluk agama yang aktif secara
otomatis akan menjadi warga negara yang baik, terciptalah warga negara yang
pancasilis dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
C.
Materi Pendidikan Agama Islam
Terkait
materi-materi dalam pendidikan Islam, H.M Arifin seorang tokoh pendidikan islam
terkemuka di indonesia berpendapat bahwa tentang pengertian materi, dengan
perkataanya “Pada hakikatnya materi, yaitu bahan-bahan pelajaran yang disajikan
dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan,”
selanjutnya beliau menyunting pendapat para pakar pendidikan Islam mengenai
materi dan ilmu dalam pendidikan Islam sebagai berikut:
- Al Farabi, mengklasifikasikan ilmu-ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an sebagai berikut :
a. Ilmu
bahasa
b. Logika
c. Fisika
dan metafisika
d. Ilmu
kemasyarakatan
- Menurut Pandangan Prof. Dr. Mohammad Fadhil al-Djamaly, semua jenis ilmu yang terkandung dalam al-Qur’an harus diajarkan kepada anak didik ilmu tersebut meliputi : Ilmu agama, sejarah, ilmu falak,ilmu bumi, ilmu jiwa ,ilmu kedokteran,ilmu pertanian,biologi,ilmu ekonomi, balaghoh, ilmu bahas Arab, ilmu pembelaan negara,dan segala ilmu yang dapat mengembangkan kehidupat umat manusia dan yang mempertinggi drajatnya.
- Pendapat Ibnu kaldun, dalam membagi ilmu pengetahuan sebagi berikut
a. Ilmu
syariah dengan segala jenisnya
b. Ilmu
filsafat termasuk ilmu alam dan ilmu ketuhanan
c. Ilmu
alat yang bersifat membantu ilmu-ilmu agama seperti ilmu loghoh dan lain-lain.
d. Ilmu
alat yang membantu falsafah,seperti ilmu mantik (logika)
4. Imam
Ghozali, beliau merinci ilmu kedalam dua kategori yaitu :
a. Ilmu-ilmu
fardu ‘ain, yaitu ilmu yang wajib dipelajari oleh semua orang Islam
meliputi ilmu-ilmu agama atau ilmu yang bersumber dari dalam kitab suci
Al-Qur’an
b. Ilmu-ilmu
yang merupakan fardu kifayah, terdiri dari ilmu-ilmu yang dapat
dimanfaatkan untuk memudahkan urusan duniawi,seperti ilmu hitung
(matematika),ilmu kedokteran,ilmu tekhnik, ilmu pertanian dan industri.[6]
Dari pendapat-pendapat
para pakar pendidikan Islam mengenai bidang-bidang dan klasifikasi ilmu maka
bisa disimpulkan bahwa semua ilmu pada hakekatnya sama yaitu sumbernya dari
Al-Qur’an dan semua ilmu-ilmu yang bermanfaat harus diajarkan kepada peserta
didik. Karena bahasan pendidikan Islam sangat luas maka materi juga disesuaikan
dengan kajian yang luas tersebut.
D.
Pentingnya
Pendidikan Agama Bagi Kehidupan
Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Demikian
pentingnya agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak
sesungguhnya manusia sangatlah membutuhkan agama dan sangat dibutuhkannya agama
oleh manusia. Tidak saja di massa premitif dulu sewaktu ilmu pengetahuan belum
berkembang tetapi juga di zaman modern sekarang sewaktu ilmu dan teknologi
telah demikian maju.
Berikut ini sebagian dari
bukti-bukti mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu :
1.
Agama merupakan sumber moral
Manusia sangatlah memerlukan akhlaq atau moral, karena moral
sangatlah penting dalam kehidupan. Moral adalah mustika hidup yang membedakan
manusia dari hewan. Manusia tanpa moral pada hakekatnya adalah binatang dan
manusia yang membinatang ini sangatlah berbahaya, ia akan lebih jahat dan lebih
buas dari pada binatang buas sendiri.
Tanpa moral kehidupan akan kacau balau, tidak saja kehidupan
perseorangan tetapi juga kehidupan masyarakat dan negara, sebab soal baik buruk
atau halal haram tidak lagi dipedulikan orang. Dan kalau halal haram tidak lagi
dihiraukan. Ini namanya sudah maehiavellisme. Machiavellisme adalah doktrin
machiavelli “tujuan menghalalkan cara kalau betul ini yang terjadi, biasa
saja kemudian bangsa dan negara hancur binasa. Ahmad Syauqi, 1868 – 1932
seorang penyair Arab mengatakan “bahwa keberadaan suatu bangsa ditentukan oleh
akhlak, jika akhlak telah lenyap, akan lenyap pulalah bangsa itu”.
Dalam kehidupan seringkali moral melebihi peranan ilmu,
sebab ilmu adakalanya merugikan. “kemajuan ilmu dan teknologi mendorong manusia
kepada kebiadapan”. Demikian dikatakan oleh Prof. Dr. Alexis Carrel seorang
sarjana Amerika penerima hadiah nobel 1948 “moral dapat digali dan diperoleh
dalam agama, karena agama adalah sumber moral paling teguh. Nabi Muhammad Saw
di utus tidak lain juga untuk membawa misi moral, yaitu untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia”.
W.M. Dixo dalam “The Human Situation” menulis “ Agama betul
atau salah dengan ajarannya percaya kepada Tuhan dan kehidupan akherat yang
akan datang, adalah dalam keseluruhannya kalau tidak satu-satunya peling
sedikit kita boleh percaya, merupakan dasar yang paling kecil bagi moral”.
Dari tulisan W.M. Dixon di atas ini dapat diketahui bahwa
agama merupakan sumber dan dasar (paling kuat) bagi moral, karena agama
menganjurkan kepercayaan kepada Tuhan dan kehidupan akherat. Pendapat Dixon ini
memang betul. Kalau orang betul beriman bahwa Tuhan itu ada dan Tuhan yang ada itu
maha mengetahui kepada tiap orang sesuai dengan amal yang dikerjakannya, maka
keimanan seperti ini merupakan sumber yang tidak kering-keringnya bagi moral.
Itulah sebabnya ditegaskan oleh Rasulullah Saw. Yang artinya : ”Orang
mukmin yang paling sempurna imanya ialah orang mukmin yang paling baik
akhlaqnya” (Riwayat Tirmizi).[7]
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya agama
dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, karena
agama bersumber dari agama. Dan agama menjadi sumber moral, karena agama
menganjurkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akherat, dan selain itu karena
adanya perintah dan larangan dalam agama.
2.
Agama merupakan petunjuk kebenaran
Salah satu hal yang ingin diketahui oleh manusia ialah apa
yang bernama kebenaran. Masalah ini masalah besar, dan menjadi tanda tanya
besar bagi manusia sejak zaman dahulu kala. Apa kebenaran itu, dan dimana dapat
diperoleh manusia dengan akal, dengan ilmu dan dengan filsafatnya ingin
mengetahui dan mencapainya dan yang menjadi tujuan ilmu dan filsafat tidak lain
juga untuk mencari jawaban atas tanda tanya besar itu, yaitu masalah kebenaran.
Tetapi dapat disayangkan, sebagaimana telah disebutkan dalam
uraian terdahulu, sebegitu jauh usaha ilmu dan filsafat untuk mencapai kemampuan
ilmu dan filsafat hanyalah sampai kepada kebenaran relatif atau nisbi, padahal
kebenaran relatif atau nisbi bukanlah kebenaran yang sesungguhnya. Kebenaran
yang sesungguhnya ialah kebenaran mutlak dan universal, yaitu kebenaran yang
sungguh-sungguh benar, absolut dan berlaku untuk semua orang.
Tampaknya sampai kapanpun masalah kebenaran akan tetap
merupakan misteri bagi manusia, kalau saja manusia hanya mengandalkan alat yang
bernama akal, atau ilmu atau juga filsafat (Demoikritas, 2004 : 360-460). Kebenaran
itu dalam sekali letaknya tidak terjangkau semuanya oleh manusia.
Penganut-penganut sufisme, yaitu aliran baru dalam filsafat Yunani yang timbul
pada pertengahan abad ke-5 menegaskan pula”. Kebenaran yang sebenar-benarnya
tidak tercapai oleh manusia.
Kemudian Bertrand Rossel seorang Failosuf Inggris termasyur
juga berkata “apa yang tidak sanggup dikerjakan oleh ahli ilmu pengetahuan,
ialah menentukan kebajikan (haq dan bathil). Segala sesuatu yang berkenaan
dengan nilai-nilai adalah di luar bidang ilmu pengetahuan. Hal ini sesuai
dengan firman Allah:
!$¯RÎ) !$uZø9tRr& y7øs9Î) |=»tGÅ3ø9$# Èd,ysø9$$Î/ zNä3óstGÏ9 tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# !$oÿÏ3 y71ur& ª!$# 4 wur `ä3s? tûüÏZͬ!$yù=Ïj9 $VJÅÁyz ÇÊÉÎÈ
artinya
“Sesungguhnya telah kami turunkan al-Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran
agar kamu memberi kepastian hukum di antara manusia dengan apa yang telah
ditunjukkan oleh Allah kepadamu” (an-Nisa’, 105)
3.
Agama merupakan sumber informasi
tentang masalah metafisika
Prof Arnoid Toynbee memperkuat pernyataan yang demikian ini.
Menurut ahli sejarah Inggris kenamaan ini tabir rahasia alam semesta juga ingin
di singkap oleh manusia. Dalam bukunya “An Historian’s Aproach to religion” dia
menulis, “ Tidak ada satu jiwapun akan melalui hidup ini tanpa mendapat
tantantangan-rangsangan untuk memikirkan rahasia alam semesta”.
Ibnu Kholdum dalam kitab Muqaddimah-nya menulis “akal ada
sebuah timbangan yang tepat, yang catatannya pasti dan bisa dipercaya. Tetapi mempergunakan
akal untuk menimbang hakekat dari soal-soal yang berkaitan dengan keesaan
Tuhan, atau hidup sesudah mati, atau sifat-sifat Tuhan atau soal-soal lain yang
luar lingkungan akal, adalah sebagai mencoba mempergunakan timbangan tukang
emas untuk menimbang gunung, ini tidak berarti bahwa timbangannya itu sendiri
yang kurang tepat. Soalnya ialah karena akal mempunyai batas-batas yang
membatasinya.
Berhubungan dengan itu persoalan yang menyangkut metafisika
masih gelap bagi manusia dan belum mendapat penyelesaian semua tanda tanya
tentang itu tidak terjawab oleh akal.
4.
Agama memberikan bimbingan rohani
bagi manusia, baik dikala suka maupun di kala duka
Hidup manusia di dunia yang pana ini kadang-kadang suka tapi
kadang-kadang juga duka. Maklumlah dunia bukanlah surga, tetapi juga bukan
neraka. Jika dunia itu surga, tentulah hanya kegembiraan yang ada, dan jika
dunia itu neraka tentulah hanya penderitaan yang terjadi. Kenyataan yang
menunjukan bahwa kehidupan dunia adalah rangkaian dari suka dan duka yang silih
berganti.
Firman Allah Swt :
@ä. <§øÿtR èps)ͬ!#s ÏNöqyJø9$# 3 Nä.qè=ö7tRur Îh¤³9$$Î/ Îösø:$#ur ZpuZ÷FÏù ( $uZøs9Î)ur tbqãèy_öè? ÇÌÎÈ
artinya
: “Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian, dan engkau kami coba dengan yang
buruk dan dengan yang baik sebagai ujian” (al-Anbiya, 35).
Dalam masyarakat dapat dilihat seringkali orang salah
mengambil sikap menghadapi cobaan suka dan duka ini. Misalnya dikala suka,
orang mabuk kepayang da lupa daratan. Bermacam karunia Tuhan yang ada padanya
tidak mengantarkan dia kepada kebaikan tetapi malah membuat manusia jahat.
(Shaleh, 2005: 45).[8]
Bab
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar atau kegiatan
yang disengaja dilakukan untuk membimbing sekaligus mengarahkan anak didik
menuju terbentuknya pribadi yang utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai
etika islam dengan tetap memelihara hubungan baik terhadap Allah Swt
(HablumminAllah) sesama manusia (hablumminannas), dirinya sendiri dan alam
sekitarnya.
Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sebagai usaha untuk
mengarahkan dan membimbing manusia, dalam hal ini peserta didik agar mereka
mampu menjadi manusia atau mengembalikan manusia kepada fitrahnya yaitu kepada
Rubbubiyah Allah sehingga mewujudkan manusia yang : berjiwa tauhid, takwa
kepada allah swt, rajin beribadah dan beramal saleh, ulil albab dan berakhlakul
karimah.
Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Demikian
pentingnya agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak
sesungguhnya manusia sangatlah membutuhkan agama dan sangat dibutuhkannya agama
oleh kehidupan manusia.
Seorang tokoh pendidikan islam
berpendapat bahwa tentang pengertian materi, dengan perkataanya “Pada
hakikatnya materi, yaitu bahan-bahan pelajaran yang disajikan dalam proses
kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan,” para pakar pendidikan Islam juga
berpendapat mengenai bidang-bidang dan klasifikasi ilmu maka bisa disimpulkan
bahwa semua ilmu pada hakekatnya sama yaitu sumbernya dari Al-Qur’an dan semua
ilmu-ilmu yang bermanfaat harus diajarkan kepada peserta didik.
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik
dari isi dan cara penulisan. Untuk itu kami sebagai penyusun mohon maaf apabila
pembaca tidak merasa puas dengan hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta
saran juga kami harapkan agar dapat menambah wawasan untuk memperbaiki
penyusunan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Majannaii.2013.
Makalah Tujuan Pendidikan.(Online): http://makalahmajannaii.blogspot.com/2013/04/makalah-tujuan-pendidikan.html.
Diakses tanggal 04-04-2014
Drajat Zakiah.1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta :
Bumi Aksara
Tn.2011. Pendidikan Agama Islam.(online): http://www.sarjanaku.com/2011/09/pendidikan-agama-islam-pengertian.html.
Diakses tanggal 04-04-2014
Adji. 2011. Alat- alat Media Pendidikan Islam.(Online): http://adji-anginkilat.blogspot.com/2010/11/alat-alat-media-pendidikan-islam.html.
Diakses tanggal 04-04-2014.
Tn.
Tt. Makalah Artikel Kurikulum dan Materi
Pendidikan Islam. (online): http://www.perkuliahan.com/makalah-artikel-kurikulum-dan-materi-pendidikan-islam/.
Diakses tanggal 04-04-2014.
Imaza.
2012. Alat Media dan Materi Pendidikan
Agama. (online): http://imaza17.blogspot.com/2012/04/alat-media-dan-materi-pendidikan-agama.html.
Diakses tanggal 04-04-2014.
Tn.
2011. Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan.
(online): http://pai-umy.blogspot.com/2011/05/dasar-fungsi-dan-tujuan-pendidikan.html.
Diakses tanggal 04-04-2014.
Tn.
2012. Tujuan dan Materi Pendidikan Agama.
(online): http://banjirembun.blogspot.com/2012/11/tujuan-dan-materi-pendidikan-agama.html.
Diakses tanggal 04-04-2014.
1 komentar:
trimakasih gan... sangat bermanfaat banget
semoga semakin sukses....
Posting Komentar